As human beings, we can’t escape having expectations, can we? Expectations are typical for any human. As parents, we do have expectations for ourselves, our partner, and our children. Whenever there is an opportunity to create an ideal outcome, that is what we do. It only takes a few seconds to create the best scenario in our minds, and we cling to that expectation.
Sebagai manusia, kita tidak bisa untuk tidak berharap kan ya? Harapan adalah hal yang wajar untuk setiap individu. Sebagai orangtua, kita pasti punya harapan untuk diri kita, pasangan kita, dan juga anak-anak kita. Kita cenderung selalu mengharapkan hal yang baik di setiap kesempatan. Hanya butuh beberapa detik untuk menciptakan skenario terbaik di kepala kita dan kita terus memikirkannya.
The problem is when expectations are not met. Negative situations happen in life, such as juggling multiple responsibilities, relationship problems, financial difficulties, or dealing with difficult behaviour from our children. It’s not only our children who need to be resilient; we, as parents, need a great deal of it to bounce back from those negative situations. Here are some ways that you can try to develop parental resilience.
Masalahnya adalah ketika harapan-harapan itu tidak terpenuhi. Dalam hidup pasti ada situasi yang tidak menyenangkan seperti banyaknya tanggung jawab, masalah relasi, kesulitan finansial, atau bergelut dengan perilaku anak yang kadang sulit dimengerti. Bukan hanya anak yang perlu belajar resiliensi, kita sebagai orangtua juga membutuhkan kemampuan untuk bangkit dari berbagai situasi sulit. Cara-cara di bawah ini bisa dilakukan untuk meningkatkan resiliensi para orangtua.
Embrace unexpected challenge
Parenthood requires flexibility and adaptability because children and situations are sometimes unpredictable and challenging. Surely every parent has experienced this, after many promising practices at home for school performance, our child ended up freezing on stage. Or the moment when you have prepared their lunch decoratively yet it goes untouched.
Terima tantangan-tantangan yang tidak terduga. Dalam mengasuh anak, terkadang banyak hal menantang dan tidak terduga. Inilah mengapa dalam pola asuh anak, orangtua membutuhkan fleksibilitas dan kemampuan untuk adaptasi. Pasti banyak yang pernah mengalami momen dimana anak sudah sangat amat meyakinkan latihan untuk penampilan di sekolah tapi di hari-H mereka justru diam mematung di panggung. Atau momen dimana kita sudah menyiapkan menu makan siang dengan dekorasi lucu namun berakhir tidak tersentuh.
We can’t expect our children to understand how proud we are if they perform well on stage. We can’t expect them to recognize how thoughtful we are for spending hours making character meals in a lunchbox. They don’t have the same logic and reasoning skills as adults. Remember that our child is still growing.
Kita tidak bisa mengharapkan anak kita paham bagaimana bangganya kita saat mereka tampil baik di panggung. Kita tidak bisa mengharapkan anak untuk mengerti betapa perhatiannya kita yang sudah mencurahkan waktu berjam-jam untuk membuat makan siang dengan berbagai karakter. Mereka tidak punya logika dan pemahaman yang sama dengan orang dewasa. Ingat bahwa anak kita masih dalam masa perkembangan. Mereka sedang belajar.
Develop a growth mindset
Adopt a growth mindset, which means viewing challenges as opportunities for growth and learning. Focus on the positive aspects of your situation and look for ways to overcome obstacles.
Kembangkan pola pikir bertumbuh. Artinya, anggap segala tantangan sebagai kesempatan untuk tumbuh dan belajar. Fokus pada hal positif dari situasi yang kita hadapi dan temukan cara untuk mengatasi rintangan-rintangan yang ada.
Practice self-care
Taking care of your own physical and emotional needs is crucial for building resilience. This includes getting enough sleep, eating a healthy diet, exercising regularly, and making time for activities that bring you joy. A study made by the Parenting Research Centre, discovered that parents who practiced self-care were more confident in their parenting role than parents who didn’t.
Ingat untuk merawat diri. Memperhatikan kebutuhan fisik dan emosional diri adalah hal yang penting untuk membangun resiliensi. Istirahat yang cukup, pola makan sehat, olahraga secara teratur, dan sempatkan untuk melakukan hobi yang kita senangi. Sebuah penelitian dari the Parenting Research Centre menunjukkan bahwa orangtua yang memperhatikan dan merawat diri lebih percaya diri dalam melakukan perannya sebagai orangtua.
Build a support system
Be around people who support and encourage you, such as friends, family, or a parenting group. At Sekolah Victory Plus, parents have the opportunity to gain insight into their child’s development as well as parenting tips by joining our regular sessions “Parents as Learners”. We invite parents to come and have a discussion together with our teachers or school counsellors. Parents are encouraged to share their opinions and experiences during the session. Having this kind of support system can provide a sense of connection and belonging, and help you feel less isolated during challenging times.
Bangun lingkungan yang mendukung. Kelilingi diri kita dengan orang-orang yang mendukung seperti teman, keluarga, atau kelompok parenting. Di Sekolah Victory Plus, para orangtua memiliki kesempatan untuk mendapatkan informasi terkait perkembangan anak serta ilmu parenting dengan sesi rutin “Parents as Learners”. Kami mengundang para orangtua untuk hadir dan menuangkan pendapat serta pengalamannya dalam sesi tersebut. Memiliki support system semacam ini dapat memberikan rasa terhubung dan saling memiliki sehingga bisa membantu kita terhindar dari perasaan terisolasi saat mengalami masa sulit.